Sabtu, 21 Juli 2012

Skuad Persipro Kembali Tagih Janji

Tak kunjung dilunasinya hak sebagai pemain sepakbola profesional, tiga punggawa asing Persipro Probolinggo-Bondowoso United (Probond-U), kembali mendatangi kantor DPRD Kota Probolinggo. Tiga pemain asing tersebut adalah Sylla Mbamba asal Mali, Salomon Begondo (Kamerun) dan Camara Abdoulaye Sekau (Guenea).

Dalam ‘kunjungan’ kali ini mereka tak hanya bertiga, namun juga didukung empat pemain lokal seperti Eko Prasetyo, Suprapto, Choirul Huda dan Doni Saveri. Mereka menuntut pelunasan gaji mereka, selama membela Probond-U berlaga di ajang Divisi Utama PT LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo).


“Terus terang, kedatangan kami hanya menuntut agar gaji kami dibayar. Dari awal semua pemain Probond-U tidak pernah menerima gaji, kecuali uang muka kontrak,” ujar Choirul Huda di hadapan para wartawan.

Ini adalah bukan aksi pertama yang dilakukan punggawa Probond-U, dalam mendapatkan hak mereka sebagai pemain sepakbola profesional. Sebelum aksi ini dilakukan, ketiga legiun asing Probond-U asal Afrika tersebut juga sudah mendatangi kantor walikota Probolinggo dan sempat ditemui walikota HM Buchori.

Sylla Mbamba, Salomon Begondo dan Camara Abdoulaye Sekau, juga tak segan mengemis di jalanan Kota Probolinggo, untuk sekedar memenuhi kebutuhan keluarga dalam menyambung kehidupannya di Indonesia.

Padahal, Choirul Huda bersama rekan-rekannya tersebut awalnya enggan menagih gaji yang belum dibayar hingga musim kompetisi di Indonesia Primer League (IPL) berakhir.

“Sisi lain keluarga mendesak agar kami menagih gaji kami. Kami semakin semangat, setelah tiga pemain asing dari Afrika juga berusaha menuntut haknya. Kami sempat melihat tayangan di TV, juga baca koran, tiga pemain asing mengadu ke walikota,” ujar Choirul Huda.

Hal senada juga diungkapkan Doni Saveri. Karena gaji tidak dibayar, Doni mengaku, lebih dulu hengkang dari Probond-U sebelum musim kompetisi berakhir.

“Tolong gaji kami dibayar, karena kami hanya bisa menggantungkan hidup dari sepakbola,” jelasnya.

Doni mengakui, kontrak pemain lokal memang lebih rendah dibandingkan dengan para pemain asing. Pemain asing dikontrak sekitar Rp200 juta, sementara pemain lokal berada dalam kisaran Rp50 sampai 70 juta.

“Tidak hanya tiga pemain asing kami yang tidak dibayar gajinya. Sebanyak 21 pemain lokal gajinya juga tidak dibayar, kalau ditotal sekitar Rp1,4 miliar,” papar Doni.

Ia menjelaskan, jika rata-rata pemain hanya dibayar sebesar 15 persen dari kontrak. Sehingga masih ada tanggungan bagi jajaran manajemen Probond-U sebesar Rp1,2 miliar, kepada para pemainnya.

Unek-unek ketujuh pemain Probond-U itu juga diluapkan pada sejumlah poster yang mereka bawa, saat ngeluruk ke DPRD. Di antaranya berbunyi, “Persipro Harus Tuntut Bondowoso United, Jangan Jadikan Kami sebagai Korban”, ada pula poster yang bertuliskan “PT Persipro Harus Bayar Gaji Kami”, maupun “Tidak Bayar Gaji = Mencoreng dan Memalukan Kota Probolinggo”.

Tak hanya itu, mereka juga membawa poster yang bertuliskan “Walikota Harus Tanggung Jawab, Mana Tanggung Jawab Bapak sebagai Komisaris”, serta poster bertuliskan “Anggota DPRD adalah Wakil Rakyat, Bantu dan Perjuangkan Hak Kami”.

Dalam aksinya kali ini, para pemain Probond-U diterima oleh Ketua DPRD Kota Probolinggo Sulaiman, Wakil Ketua DPRD Dwi Laksmi Shynta Kusumawardani dan Sekretaris Komisi A Agus Riyanto. Menanggapi tuntutan tersebut Sulaiman mengaku, akan mempelajari perjanjian kerjasama antara Persipro Probolinggo dengan Bondowoso United.

“Yang penting tahu dulu, seperti apa MoU tersebut, setelah itu baru kami akan bersikap,” ujar Sulaiman.

Sulaiman juga berjanji akan menemui walikota HM Buchori, untuk membicarakan nasib para pemain Probond-U yang telantar, karena haknya belum diberikan tersebut. “DPRD juga akan membahas masalah ini di rapat internal DPRD,” pungkasnya. 


(goal.com) 

Tidak ada komentar: